Prestasi (hasil) belajar siswa di kelas sangat ditentukan oleh cara guru memperlakukan siswa di dalam pembelajaran. Ketika guru berhasil membuat seluruh kelas fokus dengan gairah yang tinggi pada pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berlangsung lancar dan mencapai hasil yang optimal. Kapan Anda sebagai guru terakhir kali mengalami situasi pembelajaran seperti disebutkan di atas?
Sering terjadi, dalam sebuah proses pembelajaran di kelas, lebih-lebih kelas rendah, hanya sebagian kecil siswa yang sanggup bertahan untuk fokus dalam waktu yang cukup lama (tiga puluh menit, misalnya). Sebagian besar siswa tidak bisa fokus dalam pembelajaran. Ada-ada saja yang lebih menarik perhatian mereka daripada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran. Bahkan, mengganggu teman sebelah ternyata lebih menarik perhatian mereka. Buktinya? Mereka menganggu teman di saat pembelajaran! Apakah Anda juga pernah mengalami kejadian serupa?
Memahami Keunikan Pribadi Siswa
Kita percaya pada informasi yang mengatakan bahwa masing-masing siswa di kelas kita memiliki pribadi yang unik. Kita juga menerima pendapat bahwa untuk dapat mengajar siswa dengan baik, syarat utama dan pertama adalah mengenal karakteristik siswa. Tetapi tidak jarang, ketika tiba saatnya kita ACTION mengajar di kelas, informasi dan pendapat tentang keunikan siswa yang sudah kita terima sebagai sesuatu yang benar, hilang terbang entah ke mana. Kita mengajar sesuai dengan versi kita, menggunakan cara yang menurut kita efektif, mudah, dan menarik–bukan menurut siswa. Padahal, kita sadar sesadar-sadarnya bahwa dalam proses pembelajaran itu, siswalah yang harus belajar. BUKAN GURU YANG MENGAJAR! Dan siswa belajar dengan keunikannya sendiri!
Jadi, kita perlu memahami keunikan pribadi siswa–dan menyesuaikan cara kita mengajar dengan keunikan masing-masing siswa tersebut. Prinsipnya: Guru yang harus menyesuaikan teknik pembelajaran menurut kebutuhan (keunikan, karakteristik) siswa agar pembelajaran berhasil, bukan siswa yang menyesuaikan.
Buat Pembelajaran Seperti Fragmen
Ketika kita sudah menyadari dan memahami bahwa siswa itu beragam, serta memiliki komitmen bahwa siswa harus berhasil, maka kita akan selalu berusaha untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar dengan cara mereka sendiri. Targetnya adalah siswa berhasil mencapai hasil belajar yang ditentukan.
Agar siswa berhasil melaksanakan tugas atau berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, maka guru harus membuat siswa kuat–membuat siswa mampu. Caranya? Latih mereka dengan keterampilan-keterampilan khusus yang dibutuhkan, misalnya: cara membaca (membaca cepat, membaca indah, membaca untuk pemahaman), cara mencatat (membuat peta pikiran, menemukan inti paragraf untuk disalin), cara menghafal (mnemonik, jembatan keledai), cara cepat menyelesaikan persoalan-persoalan matematika, dan cara-cara praktis lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat.
Jadikan pembelajaran berupa fragmen-fragmen kecil. Misalnya, contoh di SD, dalam pembelajaran tatap muka dengan waktu 70 menit (dua jam pembelajaran), kegiatannya harus dibuat bervariasi, minimal lima macam kegiatan dengan perkiraan waktu rata-rata setiap kegiatan 10 dan 15 menit. Ada ceramah (pengantar, penjelasan sin gkat, simpulan), kegiatan membaca sendiri bagi siswa, menceritakan dengan kalimat sendiri oleh siswa, membuat catatan poin-poin penting, menjelaskan catatan, mengajar teman sebaya, membuat lagu, mengamati objek tertentu dan menyampaikan laporan pengamatan, dan penilaian.
Dalam kegiatan yang bervariasi tersebut, guru harus memastikan bahwa semua siswa terpenuhi kebutuhannya. Misalnya siswa yang visual harus mendapatkan kesempatan yang baik untuk menggunakan penglihatnnya dalam belajar (bacaan, gambar, grafik, dan lain-lain). Siswa auditorial harus mendapatkan kesempatan untuk berbicara atau mendengar dalam belajar (mendengarkan cerita, menceritakan kembali, mendengarkan penjelasan atau menjelaskan kepada teman sebaya, diskusi dan laporan lisan, dan lain-lain). Yang kinestetik juga harus mendapatkan kesempatan untuk melakukan tindakan (memanipulasi, belajar ambil menggerakkan anggota tubuhnya, membaca sambil bersuara atau berjalan-jalan, membuat isyarat-isyarat gerakan tertentu untuk menghafal poin-poin penting, dan lain-lain). Dengan cara ini, maka seluruh siswa akan dapat menyelesaikan tugas dan mencapai hasil sesuai kemampuan. Jika dengan cara tersebut ternyata masih ada siswa yang tidak akif, guru perlu mencari tahu penyebabnya. Bisa bertanya kepada siswa yang bersangkutan mengapa tidak aktif, bertanya kepada teman-teman di kelas, mengamati secara khusus. Hilangkan penyebab ketidakaktifan siswa (gangguan yang berasal dari keadaan di luar pembelajaran), maka mereka selanjutnya akan aktif.
Simpulan
Siswa beragam harus dilayani secara beragam dalam pembelajaran, dengan memenuhi kebutuhan (cara belajar) siswa. Salah satu caranya adalah membuat pembelajaran dalam bentuk fragmen-fragmen kecil dengan kegiatan yang memenuhi tipe-tipe siswa belajar.
Sumber: gurusukses.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar