Bila Anak Banyak Bertanya, Jangan Sekali-kali Mengacuhkan
Liputan6.com, Jakarta Dua sampai tujuh tahun merupakan usia emas (golden age) bagi seorang anak. Biasanya, orangtua mulai kewalahan menghadapi si buah hati yang berada pada masa-masa ini dengan semua pertanyaan yang dilontarkannya.
Bila dibanding ayah, ibulah yang kerap dijadikan 'sasaran tembak' anaknya. Namun, tidak semua ibu mampu menghadapinya dengan sabar.
"Cerewetnya seorang anak adalah paket lengkap. Jangan waktu belum dikasih rela menghabiskan banyak duit agar cepat dikasih anak, giliran anak lahir dengan sifatnya yang memang seperti ini si ibu malah nggak siap," kata Afin Yusro, SpSi, M. Kes. dalam seminar 'Memahami dan Merespons Informasi Anak Dalam Kasus Kekerasan Seksual' di Crowne Plaza Hotel, Semanggi, Jakarta pada Rabu (4/3/2015).
Sebagai seorang ibu, lanjut Afin, hindarilah melontarkan jawaban yang memberi kesan memojokkan ketika anak mulai membombardir Anda dengan berjuta pertanyaan.
"Jangan pernah sekali pun menjawabnya dengan 'Masa begitu saja kamu nggak tahu/nggak bisa'. Usahakan ketika anak bertanya, meninggalkan kesan bahwa ibu mau berusaha untuknya," kata Afin menambahkan.
Apabila hal ini Anda lakukan, jangan salahkan si buah hati jika dia justru lebih percaya dan merasa nyaman menanyakan suatu hal ke orang lain. "Kalau sudah seperti ini, ibu seharusnya bertanya mengapa anak nggak mau lagi bertanya kepada Anda. Bukanlah merasa tenang, karena merasa tidak lagi direpotkan," kata Afin.
Ibu harus sadar, ketika anak mulai mencari jawaban atas rasa penasaran yang dimilikinya, anak turut mengajarkan Anda untuk mengembangkan pemikiran Anda sendiri. Secara tak langsung juga, Anda belajar menjawab pertanyaan dari anak yang mungkin Anda tidak mengetahui apa jawabannya.
"Misalnya dia bertanya dan Anda tidak mengetahui jawabannya, Anda akan mencari tahunya, 'kan? Dengan begitu, Anda pun ikutan belajar," kata Afin menekankan.
Sumber: liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar