Rabu, 11 November 2015

Sejarah Bahasa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda 1928, setelah sumpah pemuda 1928- Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, dan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 1945

1) Sejarah Bahasa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda 1928

Untuk menaikkan derajat dan kepandaian sejajar dengan bangsa Belanda, mula-mula bangsa Indonesia mempelajari bahasa Belanda. Penyebaran bahasa Belanda di Indonesia semula dimaksudkan untuk memasukkan pengaruh kebudayaan Belanda ke Indonesia. Akan tetapi, bangsa Belanda khawatir jika bangsa Indonesia banyak yang pandai akan menuntut hak dan kedudukan yang sama dengan bangsa Belanda. Oleh karena itu, bangsa Belanda lalu membatasi bahasanya bagi bangsa Indonesia.

Hal ini justru memotivasi kaum pergerakan berusaha mengumpulkan rakyat dalam jumlah besar. Untuk mencapai hal itu, diperlukan persatuan. Salah satu alat pemersatu adalah bahasa. Sejak itulah, kaum pergerakan mulai mencurahkan perhatian kepada bahasa Melayu yang telah berabad-abad menjadi bahasa penghubung dan pergaulan (lingua franca) di seluruh Asia Selatan (Badudu, 1971:6-7). Mereka bersatu dengan menggunakan alat komunikasi bahasa Melayu yang sudah menjadi lingua franca di seluruh nusantara. Hal ini diperkuat dengan lahirnya Sumpah Pemuda 20 Oktober 1928 yang meresmikan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.

2) Sejarah bahasa Indonesia sejak sumpah pemuda 1928 sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan RI 1945

Sejak Sumpah Pemuda inilah bahasa Melayu berubah namanya menjadi bahasa Indonesia. Kemudian, pada tahun 1933 St. Alisyahbana memimpin sebuah angkatan sastrawan muda dengan nama “Pujangga Baru” dengan menggunakan alat komunikasinya bahasa Indonesia. Dari sinilah sebenarnya bahasa Indonesia dimulai. Tahun 1938 “Pujangga Baru” mengadakan kongres bahasa Indonesia yang pertama kali, diadakan di Solo. Kemudian, pada tahun 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan bahasa Indonesia menjadi bahasa Nasional, bahasa kesatuan, dan bahasa resmi di Negara Republik Indonesia.

3) Sejarah bahasa Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 1945-sekarang
Dalam perkembangannya menuju bahasa modern, bahasa Indonesia menemui banyak kesulitan, seperti:
a.         kurangnya kata dan istilah yang berhubungan dengan ilmu-ilmu teknik, kebudayaan, ekonomi, dsb;
b.         masuknya bahasa daerah dan bahasa asing menyebabkan timbulnya kekacauan bahasa harus diselesaikan;
c.         kurangnya hasil penelitian bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia;
d.         kurangnya buku-buku ilmu pengetahuan modern yang ditulis dalam bahasa Indonesia.

Walaupun mengalami kesulitan, bahasa Indonesia berkembang terus sehingga pada tahun 1950 setelah kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda dan dunia. Bahasa perhubungan, melainkan juga bahasa  yang harus dapat menjadi bahasa pergaulan atau bahasa perhubungan, melainkan juga bahasa yang harus dapat menjadi bahasa ilmu, bahasa seni, bahasa politik, bahasa hukum, ekonomi dan sebagainya.


Untuk pembinaan selanjutnya, para ahli bahasa mengadakan Kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan tahun 1938, yang ketiga di Jakarta tahun 1978, yang keempat di Jakarta tahun 1983, yang kelima di Jakarta tahun 1988, yang keenam di Jakarta tahun 1993, yang ketujuh tahun 1998, dan yang kedelapan di Jakarta tahun 2003.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar