Sabtu, 10 Oktober 2015

MAKALAH BAHASA DAERAH : Hasil Observasi


LAPORAN HASIL OBSERVASI BAHASA DAERAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa sunda merupakan bahasa daerah yang masih hidup yang masih dipelihara, dibina, dan digunakan oleh pendukungannya dalam berbagai aspek kehidupan. Bahasa sunda sebagai salah satu bahasa daerah tetap digunakan sebagai alat komunikasi lisan dan tulisan. Sebagai bahasa lisan, bahasa sunda digunakan dalam proses komunikasi baik dalam topik resmi maupun tidak resmi.

Bahasa daerah adalah salah satu program pemerintah dalam pembelajaran di sekolah dasar. Karena, mayoritas masyarakat di Banten menggunakan dua bahasa daerah yaitu bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Maka, dalam pembelajaran bahasa sunda pun menjadi pro dan kontra dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, akan tetapi proses pembelajaran bahasa Sunda tetap berjalan dengan baik dan semestinya.

B.     Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pembuatan laporan hasil observarsi yang berjudul  “Permasalahan  Bahasa Daerah Di SDN 1 Ciruas tim penulis dalam pembuatan laporan hasil observasi ini menggunakan sumber-sumber dari buku dan media social. Maka perlu adanya pembatasan masalah sehingga didalam pembahasan dan objek yang akan dikaji didalamnya memenuhi target.

C.     Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sanagat penting karena langkah ini menentukan kemana arah penulisan diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan pernyataan yang jawabannya akan dicari melalui teori-teori yang didapat dari buku dan media sosial. Maka tim penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana proses pembelajaran bahasa daerah di sekolah dasar ?;
2.      Apa saja kendala dalam proses pembelajaran bahasa daerah ?;
3.      Kenapa peserta didik kurang antusias dalam pembelajaran bahasa daerah ?.

D.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa daerah;
2.      Untuk mengetahui kendala dalam proses  pembelajaran bahasa daerah;
3.      Untuk mengetahui penyebab kurangnya antusias peseta didik dalam pembelajaran bahasa daerah.

E.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini memliki 2 jenis manfaat, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis

1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat dianfaatkan sebagai informasi dan acuan dasar dalam upaya memperoleh pengetahuan dan pemahaman. selain itu, penelitian ini sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang tertarik meneliti dalam  pembelajaran bahasa daerah di sekolah dasar. diharapkan juga, penelitian ini bermanfaat dalam dunia linguistik untuk memberikan pemahaman mengenai proses pembelajaran bahasa daerah yang ada di sekolah dasar.

2.      Manfaat Praktis
Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yang berguna di dunia pendidikan. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi kesalahan pemilihan bahasa daerah untuk pembelajaran di sekolah dasar.

F.      Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan makalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan, faktor penghambat pembelajaran bahasa daerah
Bab III Penutup,  kesimpulan dan saran
Lampiran



BAB II
PEMBAHASAN


Setelah melakukan observasi pada tanggal 24 maret 2015 disalah satu sekolah dasar di kabupaten Serang yakni SDN 1 Ciruas dimana di SD tersebut masih menggunakan bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran. Dimana mata pelajaran bahasa daerah yang digunakan di SDN 1 Ciruas adalah Bahasa Sunda.

Menurut Ibu Ade Siti Aminah pelajaran bahasa sunda sudah diajarkan sejak puluhan tahun lalu. Bahasa sunda diajarkan dengan alokasi waktu 2 jam dalam satu minggu sebagai muatan lokal (mulok) bukan mata pelajaran wajib. Tetapi setiap diadakannya ujian, Bahasa Sunda menjadi salah satu mata pelajaran yang di ujikan. Pelajaran ini diajarkan di semua kelas dari kelas 1 sampai kelas 6.

Faktor penghambat pelajaran bahasa daerah

Dalam pengajarannya banyak ditemukan berbagai kendala yang mempersulit  cproses kegiatan belajar mengajar. Beberapa kendala yang di hadapi dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah tidak adanya buku paket yang menjadi sumber pembelajaran yang ada di SD tersebut, tetapi sd tersebut hanya menggunakan LKS untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dirasa kurang cukup. Tidak adanya guru khusus yang menguasai dan menangani mata pelajaran tersebut,melainkan diajarkan oleh guru kelas dengan semampunya guru tersebut,tanpa adanya pengetahuan yang lebih luas untuk disampaikan pada murid-muridnya.

Kurangnya rasa antusiasme siswa pada bahasa daerah khususnya bahasa sunda yang menjadi salah satu mata pelajaran mulok di SD 1 CIRUAS disebabkan para murid tidak hanya berasal dari daerah Ciruas saja melainkan dari berbagai macam daerah yang menggunakan berbagai macam bahasa sehingga siswa cenderung menggunakan bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahasa penghubung dan bahasa pergaulan untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Mayoritas siswa kesulitan dalam belajar bahasa Sunda dikarenakan mereka dibesarkan dilingkungan yang tidak menggunakan bahasa Sunda dalam berkomunikasi, melainkan bahasa Indonesia.Guru juga mengalami kesulitan dalam mengajarkan bahasa sunda dikarenakan tidak adanya kurikulum dan RPP yang diberikan oleh pemerintah mengenai bahasa daerah. Akan tetapi dalam pelaksanaan ulangan tengah semester, mata pelajaran Bahasa Sunda ini tetap di ujiankan. Namun, soal yang di ujikan pada ulangan tengah semester (UTS) dibuat oleh pihak Kabupaten dan soal yang diujikan pada ujian akhir semester (UAS) dibuat oleh Tim Khusus dari provinsi.Menurut salah satu guru hal tersebut merupakan salah satu kesalahan dari pihak sekolah yang tidak mencari kurikulum.

Beberapa tahun yang lalu ada satu guru yang mengajarkan  khusus untuk mengajar pelajaran bahasa daerah,namun karena kurangnya guru kelas sehingga guru khusus bahasa sunda pun dijadikan sebagai guru kelas. Dari pihak sekolah telah mengajukan kepemerintah tentang perubahan bahasa daerah yaitu dari Bahasa Sunda menjadi Bahasa Jawa, akan tetapi dari pihak pemeritah belum ada tanggapan mengenai perubahan pembelajaran bahasa tersebut, walau pun hal tersebut telah diajukan beberapa tahun yang lalu. Dan akhirnya pihak sekolah pun mau tidak mau masih menggunakan bahasa sunda sebagai salah satu mulok bahasa daerah.


                                            
BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan
Mayoritas guru dan siswa di SDN 1 Ciruas mengaku kesulitan dalam pembelajaran bahasa Sunda. Hal ini dikarenakan mayoritas guru dan siswa bukan berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Selain itu kurangnya jam pelajar Bahasa Daerah yang membuat anak mudah untuk melupakan materi pembelajaran setiap minggunya.

Beberapa kendala yang dihadapai oleh guru sd 1 ciruas dalam pembelajaran bahasa daerah diantaranya :

1.      Tidak adanya kurikulum mengenai bahasa daerah
2.      Guru kurang menguasai bahasa daerah
3.      Kurangnya minat siswa terhadap bahasa daerah
4.      Kurangnya bahan ajar dan sumber materi yang diajarkan

B.     Saran
Sebaiknya SDN 1 Ciruas menyediakan guru khusus untuk mata pelajaran bahasa daerah, agar tidak kesulitan dan lebih memahami dalam mengajarkan bahasa daerah. Lalu dilengkapi fasilitas pembelajaran seperti : buku paket, infokus dll. Selain itu guru harus pula kreatif dalam pembelajaran agar peserta didik antusias saat pelajaran.

Sebaiknya pihak Universitas menyediakan jurusan bahasa daerah yang nantinya akan menghasilkan lulusan yang mampu menguasai bahasa daerah karena di beberapa sekolah dasar sekarang jarang sekali guru yang menguasai bahasa daerah untuk bahan pembelajaran di sekolahnya, seharusnya pemerintah juga ikut ambil andil dalam proses pembuatan kurikulum yang memuat bahasa daerah yang akan diberikan untuk peserta didik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar