1. Setiap
anak yang lahir diharapkan dapat hidup dan tumbuh berkembang menjadi anak
yang sehat. Seperti kita ketahui bahwa anak akan tumbuh dari kecil menjadi
besar, namun juga berkembang dari ketidakmampuan menjadi mampu, bisa melakukan
sesuatu.
Perkembangan
tersebut meliputi beberapa aspek antara lain :
A. Perkembangan Motorik.
Perkembangan ini dimulai dengan
gerakan-gerakan motorik kasar dan sederhana (gross motorik movement) sampai
berkembang menjadi gerakan-gerakan yang halus (fine motor movement).
B. Perkembangan Kecerdasan.
Setiap anak akan berkembang
kecerdasannya dari tidak tahu apa-apa sampai menjadi pandai atau cerdas, hal
ini menyangkut fungsi mental yang dapat diukur dengan Intelegent Quotion (IQ).
C. Perkembangan Bicara dan Bahasa.
Perkembangan ini dimulai dari tangis
bayi saat lahir kedunia sampai anak tersebut mampu berbicara dan berbahasa.
D. Perkembangan Emosi dan Sosial.
Perkembangan emosi berkaitan dengan
dengan perkembangan sosial, hal ini membuat anak berkembang semakin matang
dalam emosi dan sosialnya. Masing-masing perkembangan tersebut diatas akan
berjalan bersama-sama/ secara simulan sesuai dengan tahapan perkembangan
masing-masing.
2. Perkembangan Bicara dan Bahasa.
Agar supaya perkembangan bicara dan
bahasa bisa berkembang dengan baik diperlukan hal-hal sebagai berikut :
A. Pendenganran yang berfungsi baik.
Pendengaran yang dimaksud adalah
kemampuan mendengar suara atau bunyi yang datang dari sekitar.
Berbagai suara yang kita dengan dari
sekitar tersebut seperti suara radio, TV, klakson, mobil dan sebagainya.
Suara tersebut mempunyai bermacam-macam
aspek antara lain : keras dan lemahnya suara, nada rendah dan tinggi, kualitas
suara dan sebagainya. Disamping hal tersebut diatas masih dituntut juga
kemampuan untuk mengerti apa yang didengar.
Hal ini lebih penting lagi karena
pengertian terhadap apa yang didengar merupakan modal dari perkembangan bicara
dan sering hal ini disebut dengan bahasa pasif atau tepatnya bahasa reseptif.
Melalui pendengaran dapat diketahui
sumber suara atau bunyi tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pembentukan
konsep dalam berbahasa baik melalui pendengaran, penglihatan dan perabaan.
B. Penglihatan yang berfungsi baik.
Penglitan merupakan saluran sensoris
untuk memasukan gambaran dari apa yang kita lihat kedalam persepsi ke otak.
Fungsi penglihatan yang baik mampu
memasukan pengertian yang baik terhadap apa yang dilihatnya.
Disamping fungsi penglihatan itu sendiri
harus baik juga perlu adanya fungsi persepsi penglihatan yang baik pula.
Seperti pada fungsi pendengaran, fungsi
ini sangat penting untuk pembentukan konsep terhadap sesuatu atau bahasa
reseptif.
C. Perabaan yang berfungsi baik.
Perabaan yang dimaksud adalah seluruh
permukaan kulit berfungsi baik untuk menerima dan menyalurkan rangsang perabaan
ke pengertian di otak.
Oleh karena itu pengertian yang
diperoleh dari perabaan memang sangat diperlukan pula dalam perkembangan bahasa
reseptif ini.
D. Kesadaran perasaan terhadap
gerakan-gerakan otot tubuh.
Kesadaran ini sangat penting bagi
perkembangan bicara dan bahsa karena dapat mengatur gerakan tubuh. Ini
merupakan modal dalam bicara dan bahasa.
Dalam latihan speech therapy perlu
dilatih melalui kaca cermin untuk membantu fungsi dari kesadaran terhadap gerakan
tubuh ini.
Dari empat hal tersebut diatas haruslah
diperiksa fungsi masing-masing baik secara organis maupun fisiologis.
Untuk kepentingan speech therapy perlu
keempat hal yang pokok tersebut dilakukan secara efektif dan efisien dengan
memadukan empat saluran tersebut semaksimal mungkin.
3. Pentingnya fungsi Bicara Dan Bahasa.
Bicara dan bahasa adalah berguna bagi
kehidupan manusia, terutama untuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain
atau kelompok yang satu kepada kelompok yang lain.
Secara khusus bicara itu sebagai alat
komunikasi untuk melakukan/ menyampaikan pendapat, pikiran, hasrat, kemauan,
perasaan isi hati kepada orang lain.
Oleh karena itu bicara itu memerlukan
lawan bicara sehingga terjadi hubungan antar manusia. Yang satu berbicara yang
lainnya mendengarkan atau sebaliknya.
Kita akan merasa tidak senang
apabila kita berbicara kepada seseorang namun tidak didengarkan, acuh tak
acuh, tidak ada perhatian dan sebagainya.
Hal ini bisa terjadi betapa jengkel kita
bila kita ingin menyampaikan pesan yang penting dengan bicara, namun orang yang
kita ajak bicara bersikap seperti tidak mendengar (kurang pendengaran), acuh
tak acuh, tidak perhatian, tidak mengerti apa yang kita bicarakan (kurang
mengerti) atau memberi tanggapan yang tidak kita inginkan. Disamping itu bicara
merupakan kebutuhan hidup sehari-hari.
Tiada hari tanpa kata-kata.
Tetapi bila pada saat kita tidak mau
atau segan bicara, maka pendapat, hasrat dan perasaan kita dapat kita sampaikan
pesan tersebut melalui bahasa tulis yaitu dengan menuliskan pesan tersebut pada
selembar kertas agar orang yang kita maksud mengetahuinya.
Sama juga dengan tulisan, kita dapat
menjadi tidak senang, jengkel dan sebagainya bila pesan tulisan itu tidak dapat
dibaca, tidak diperhatikan, tidak dimengerti meskipun sudah dibaca, mengerti
tapi mudah lupa dan sebagainya.
Dengan Bahasa Tulis kita dapat
berhubungan dengan orang lain.
Bahasa Tulis saat inipun telah menduduki
peringkat ke-2 setelah bahasa lisan.
Karena tidak cukup suatu transaksi/
hubungan yang penting dalam hidup ini tanpa ditulis dalam bentuk bahsa tulis.
Berbeda dengan bahasa isyarat , kitapun
dapat menggunakan bahasa ini dengan maksud untuk menyampaikan pesan.
Bahasa ini lebih sulit karena tidak
semua pesan dapat dibuat isyarat dan lebih sulitnya bagi bahasa isyarat berbeda
antara orang yang satu dengan yang lain (bangsa satu dengan bangsa lain).
Kita harus hati-hati berbahsa isyarat,
bisa-bisa terjadi salah paham.
4. Bagaimana Cara Kita Memajukan
Perkembangan Bicara dan Bahasa.
Perkembangan bicara dimulai dari tangis
bayi pertama saat lahir (birth-cry) sampai berumur 6 tahun sehingga anak siap
bicara dengan artikulasi yang benar.
Perkembangan bahsa dimulai sejak bayi
tersenyum sampai usia 3 tahun. Sehingga dapat nmenyusun kalimat dengan
menggunakan 2 atau 3 kata dengan benar.
Cara agar anak bicara dan berbahasa
dapat berkembang dengan baik perlu diper-hatikan hal-hal sebagai berikut :
A. Usahakan agar
fungsi penglihatannya baik, gambaran apa yang dilihatnya diberi arti,
makna atau dinamai.
Hal ini dapat kita lakukan setiap anak
melihat sesuatu kapan saja, dimana saja, bila perlu obyek yang sama
diulang-ulang.
Untuk itu perlu kiranya kita hadirkan
obyek penglihatan tersebut kedekat anak.
Bisa berupa benda sebenarnya, tiruan
atau gambar.
Merangsang penglihatan anak dengan obyek
tersebut sangat membantu pengertian anak, melatih tajam ingatan anak (memori).
B. Usahakan
agar fungsi pendengaran anak itu baik, bunyi-bunyi, suara yang masuk ke
pendengaran anak hendaknya diberi arti tertentu.
Hal ini bersamaan dengan fungsi
penglihatan bila anak melihat Kuda Putih maka kita memasukkan rangsang
pendengaran berupa “Suara Kuda” atau kata “Kuda”.
Inipun juga dilakukan setiap saat.
C. Usahakan
fungsi perabaan anak ditingkatkan.
Yaitu apa yang dilihat, apa yang
didengar bila perlu diraba atau dipegangnya agar mendapatkan gambaran yang
tepat dipusat pengertiannya.
D. Usahakan
fungsi gerak tubuh yang baik.
Hal ini untuk memudahkan anak dalam membuat
persepsi tentang sesuatu.
Empat hal tersebut (VAKT) diatas sangat
penting bila dilakukan semaksimal mungkin.
Perlu masih harus mendapat perhatian
pula bagi orang tua :
A. Dapat menjadi lawan bicara yang baik.
Yakni dapat menjadi pendengar yang baik,
berusaha mengerti bicara anak, tidak acuh tak acuh, memperhatikan bicara anak
dan memberi tanggapan yang positif.
B. Perlu bersikap sabar, berusaha
membuat kominikasi dengan 3 (tiga) cara berbahasa (lisan, tulisan, isyarat).
C. Memberikan rangsang yang selektif
baik penglihatan, pendengaran, perabaan dan gerakan.
Usahakan rangsangan yang selektif
tersebut disesuaikan dengan tingkat dan usia anak atau tepatnya sesuai dengan
kemapuan dasar yang dimiliki anak (basic ability).
D. Setiap hari, bulan dan tahun
usia anak diusahakan bertambahnya perbendaharaan
(vocabulary).
E. Khusus anak yang speech defect, orang
tua diperlukan cara khusus berbicara dengan kata-kata yang jelas, sederhana
ucapannya dan kalimat, juga dengan suara bicara yang wajar (tidak usah
dibuat-buat).
Contoh : Selamat pagi.
Akhirnya kami berharap peran orang tua
dalam membimbing dan mendidik anak hendaknya lebih terarah lagi terutama bagi
anak yang bermasalah.
Peranan orang tua dalam perkembangan
bicara dan bahasa sangat penting sekali, maka kami ingatkan bahwa dalam
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tercantum 6 aspek yang harus dikembangkan
:
1. membaca.
2. kosa kata.
3. struktur.
4. menulis.
5. pragmatik.
6. apresiasi.
Sumber: http://slbam.blogspot.co.id/2011/07/peranan-orang-tua-dalam-memajukan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar