KIAT MENANAMKAN NILAI
MORAL KEAGAMAAN
Secara sederhana dua
kiat yang dapat ditempuh oleh orangtua agar penanaman nilai moral keagamaan
pada anak dapat berjalan efektif yaitu dengan pembiasaan dan keteladanan.
Quote:1. Pembiasaan
Melalui pembiasaan anak akan menjadi terbiasa untuk berbuat sesuatu
tanpa terpaksa. Bila anak dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan
tumbuh menjadi baik. Sebaliknya jika anak dibiasakan dengan keburukan serta
terlantarkan niscaya ia akan menjadi orang yang berperilaku buruk dan cenderung
merusak.
Secara prinsip bentuk pembiasaan yang baik yang perlu diberikan pada
anak ada paling tidak ada 14 macam, antara lain :
(1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
(2) beribadah sesuai aturan dan keyakinannya;
(3) berbuat baik terhadap sesama makhluk Tuhan;
(4) selalu memberi dan membalas salam, berbicara dengan suara yang lemah
dan teratur (tidak berteriak), mengucapkan terima kasih bila diberi
sesuatu;
(5) membedakan mana yang benar dan salah;
(6) mentaati peraturan yang ada;
(7) menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, mendengarkan dan
memperhatikan orang lain berbicara;
(8) berbahasa sopan dan bermuka manis;
(9) senang bermain dan bekerjasama dengan orang lain, dapat memuji,
mengakui kelebihan teman/orang lain;
(10) berani bertanya, mengemukakan pendapat dan mampu mengambil
keputusan secara sederhana;
(11) suka menolong, mau memohon dan memberi maaf;
(12) menolong diri sendiri, memelihara kebersihan diri dan
lingkungannya;
(13) berhemat;
(14) bertanggung jawab.
Quote:2. Keteladanan.
Sementara melalui keteladanan anak akan cenderung berbuat baik seperti
yang dilakukan langsung oleh para orangtua. Di sini orangtua harus menjadi
contoh yang baik. Bila orangtua menyuruh sang anak untuk bangun pagi dan
sembahyang, maka mereka harus mau bangun lebih awal dan mengajak anak untuk
sembahyang. Bila anak disuruh bangun pagi dan sembayang sementara orangtuanya
sediri tidak melakukan hal itu, hal itu bukanlah bentuk keteladanan yang baik.
Harus dipahami bahwa sesuai dengan karakteristiknya yang suka meniru, di
lingkungan keluarga orang tua (ayah dan ibu) adalah teladan yang akan ditiru oleh
anak, apapun bentuknya. Tidak peduli itu benar atau salah, merugikan atau tidak
merugikan orang lain, memalukan atau tidak memalukan. Hal ini dikarenakan ayah
dan ibu adalah tokoh yang diidolakan, diunggulkan dan dianggap orang yang
terbaik, terpandai, terbijaksana dan ter
ter
yang lainnya. Sehingga jangan heran apabila
anak tidak saja akan meniru tutur kata, sikap dan perilaku orang tua yang
baik-baik saja, tetapi juga yang buruk termasuk yang menurut standar kesopanan
dan moral sangat memalukan.
Menanamkan nilai moral agama pada anak perlu diberi porsi yang cukup
agar kepribadiannya menjadi baik. Selain itu, anak juga perlu dikenalkan dengan
konsep diri yang positif serta kedisiplinan, karena ini akan berimbas pada
perilaku di masa remajanya. Terutama dalam hal bisa tidaknya ia memandang
dirinya secara positif serta ketaatan terhadap segala bentuk aturan, adat
istiadat dan budaya setempat tempat dimana ia hidup dan berinteraksi dengan
orang lain maupun lingkungannya. Dengan tertanamnya nilai moral agama secara
baik pada anak, anak akan mampu menfilter pengaruh buruk dari luar. Mampu
memilih hal yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan sebagai seorang anak,
mampu membedakan baik buruk, serta antara yang hak dengan yang bukan haknya.
Oleh karenanya, ia siap untuk dididik menjadi generasi penerus bangsa yang
dapat diharapkan perannya dalam pembangunan menuju kebesaran dan kejayaan
bangsa di kemudian hari. Sementara itu bagi keluarga, jelas akan membawa nama
harum keluarga dan orangtua karena perilaku dan tindakannya yang benar-benar
terpuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar