Jumat, 01 Januari 2016

Guru di Tengah Perkembangan Zaman

Guru di tengah perkembangan zaman. Profesi guru Indonesia akan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan perkembangan kurikulum pendidikan yang berlaku di negeri ini. Bahwa kurikulum disusun berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan kebudayaan serta kebutuhan akan pembangunan bangsa. Kurikulum itu sendiri dioperasionalkan oleh guru melalui pembelajaran di ruang kelas.

Banyak orang mengatakan pada zaman dahulu guru sangat dihormati meskipun belum ada istilah guru  professional. Barangkali ada benarnya. Konon, guru sangat berani menghukum siswa yang nakal namun guru tak menerima resiko dari hukuman yang diberikan kepada siswa. 
guru,perkembangan,zaman
Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, guru kurang dihormati meskipun sudah berpredikat sebagai guru sertifikasi. Jika mau memberi hukuman, perlu berfikir ulang untuk menerapkannya. Guru tidak berani menerapkan hukuman fisik karena bisa melanggar hak azazi manusia. Bahkan sebaliknya,  siswa berani mengancam guru sebagai pertanda kurang hormatnya siswa pada guru. Ini semua hanyalah sedikit fakta dari sekian kenyataan yang terjadi tentang dinamika pendidikan.

Agaknya perkembangan zaman dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, lebih cenderung membuat siswa cerdas dan berfikir kritis ketimbang proses pendidikan di sekolah (?). Siswa sekarang sudah paham tentang guru profesional dengan jumlah tunjangan yang sangat besar dari pemerintah. Siswa juga bisa menilai mana guru yang betul-betul profesional dan pantas menerima tunjangan sertifikasi. Mana guru yang patut digugu dan ditiru, mana pula guru yang sebaliknya. Jika ada yang kurang beres di mata siswa, janganlah heran apa yang akan dilakukan oleh siswa tersebut di sekolah.

Jika siswa pintar internet, ngeblog, dan browser di dunia maya dengan berjuta-juta ilmu pengetahuan dan teknologi, disinyalir itu bukanlah hasil proses pembelajaran di sekolah. Betapa banyak siswa yang hadir di dunia maya ini dengan karya blog/web yang luar biasa. Itu dari hasil belajar mandiri dan bimbingan blogger senior.  

Sementara itu, proses pembelajaran di sekolah masih mengutamakan pencapaian prestasi akademik, seperti perolehan nilai ulangan harian, ulangan semester dan nilai evaluasi murni. Profesionalisme guru masih diarahkan untuk pencapaian aspek kognitif tersebut. Sementara aspek lainnya, seumpama afektif dan psikomotorik,  masih dalam prosestase yang sedikit.

Semestinya, ada perimbangan yang proporsional antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam proses pendidikan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

Sumber: http://www.artikelguru.com/2015/03/guru-di-tengah-perkembangan-zaman.html

Tips Mengelola Kelas dengan Baik

Mengelola kelas adalah tindakan guru untuk menciptakan suasana agar pembelajaran berlangsung dengan baik. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien. Hasil belajar dapat dirasakan oleh siswa secara langsung sehingga terwujud  pembelajaran bermakna bagi siswa.

Akan tetapi dalam praktiknya, mengelola kelas bukanlah pekerjaaan yang gampang bagi sebagian guru. Teori-teori yang berlaku kadang-kadang tidak mempan ketika diterapkan di ruang kelas. Guru tetap mengalami masalah ketika menghadapi siswa di ruang kelas. Lalu apa alternatif upaya yang perlu dilakukan guru?

tips,mengajar,mengelola kelas

1.Teori pembelajaran

Teori tentang pembelajaran harus dikuasai namun tidak diterapkan mentah-mentah. Referensi digunakan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa di lapangan. Karakter siswa berbeda di daerah pedesaan atau perkotaan, sekolah unggulan dan non unggulan. Itu artinya, mengelola pembelajaran tidak dapat disamaratakan caranya. Misalnya ketika mengelola pembelajaran di kelas non unggulan akan berbeda dengan mengajar di kelas unggulan.

2.Materi pembelajaran

Guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan demikian guru akan percaya diri berdiri di depan kelas tanpa banyak melihat buku sumber.  Tersendatnya pembelajaran sering disebabkan karena guru kurang menguasai materi pelajaran. Atau guru tidak siap mengajar karena keadaan tertentu.

3.Stil mengajar

Yang tak kalah penting adalah stil atau gaya mengajar yang ditunjukkan guru ketika menghadapi siswa di dalam kelas. Stil mengajar meliputi penampilan, gaya dan cara berbahasa, serta sikap guru. Pembelajaran akan mudah dikelola melalui unsur-unsur stil mengajar yang disebutkan.

4.Metode mengajar

Metode mengajar disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran dan peserta didik. Metode ceramah digunakan bila guru yakin akan kemampuan berceramah cukup memadai. Akan tetapi jika tidak memungkinkan, guru dapat metode lain yang dianggap dapat mengatur siswa dengan baik.

5.Disiplin belajar

Disiplin belajar dilaksanakan bersifat konsisten dan kontinyu. Ada aturan yang jelas dan spesifik sebelum memulai maupun mengakhiri pembelajaran. Misalnya, pelajaran belum akan dimulai sebelum semua siswa berada dalam. Kalau pelajaran sudah diumulai, siswa yang terlambat tidak boleh masuk kelas. Konsentrasi belajar akan buyar ketika siswa datang terlambat dan diizinkan masuk kelas.

6.Kesiapan siswa

Tidak memulai belajar kalau siswa belum siap adalah langkah efektif untuk mengelola siswa. Siap mental menerima pelajaran, siap peralatan belajar seperi alat tulis, dan lain sebagainya.

Minimal dengan 6 tips di atas menjadi upaya berarti dalam mengelola kelas. Tentu saja masih banyak tips lain yang dapat dikembangkan dalam mengelola pembelajaran. Namun semuanya tergantung pada daya kreativitas dan inovasi masing-masing guru.

Sumber: http://www.artikelguru.com/2015/09/tips-mengelola-kelas-dengan-baik.html

Metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan


Konsep PAIKEM dalam Pemebelajaran - Apa itu PAIKEM? PAIKEM adalah singkatan dariPembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jadi kelima  konsep ini yang harus ada dalam sebuah metode pembelajaran, agar pembelajaran yang dihasilkan  oleh guru memiliki kualitas dan kuantitas yang sangat kompeten, jika seorang guru mampu menerapkan kelima konsep ini kedalam sebuah metode pembelajaran maka dapat dipastikan hasil yang akan didapatkan dari proses pembelajaran akan maksimal dan sesuai dengan yang sudah direncanakan, kelima konsep ini bersinergi menjadi satu kesatuan yang utuh yang saling membutuhkan sehingga menghasilkan sebuah metode pembelajaran yang sangat komplit dan tentunya menghasilkan pembelajaran yang maksimal dan optimal dari segi target dan waktu.




Berikut penjelasan tentang kelima konsep tersebut :

1. Pembelajaran Aktif

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah hanya berupa keterlibatan secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah keterlibatan mental/intelektual, khususnya keterlibatan intelektual-emosional.

Contoh dari keterlibatan mental adalah mendengarkan ceramah, berdiskusi, melakukan pengamatan, memecahkan masalah, dan sebagainya. Keterlibatan emosional dapat beebentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap, menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam pembangunan ranah afektif. Demikian pula halnya keterlibatan fisik dalam berbagai perbuatan langsung dengan balikannya yang spesifik dan segera dalam upaya pembentukkan/pengembangan ranah psikomotorik.

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan murid dalam belajar, baik dipandang dari pihak pembelajar, maupun dari pihak pengelola proses pembelajaran. Prinsip-prinsip itulah yang harus diperhatikan dalam menerapkan CBSA, yaitu: (Sulo Lipu La Sulo, 1990: 9-10):
1.     Penumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik;
2.     Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari, khususnya pemberian apersepsi/kaitan;
3.     Megupayakan keterarahan kepada suatu fokus;
4.     Belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya;
5.     Penyesuaian dengan perbedaan individual;
6.     Peluang untuk bekerjasama dengan berbagai pola interaksi;
7.     Peluang untuk menemukan sendiri informasi/konsep;
8.     Penumbuhan kepekaan mencari masalah dan memcahkannya;
9.     Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif.
Unutk mewujudkan prinsip-prinsip belajar diatas, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, antara lain (Sulo Lipu La Sulo, 1990: 10):
  1. Mengupayakan variasi kegiatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi pembelajaran;
  2. Menumbuhkan prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalm kegiatan pembelajaran;
  3. Mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan siswa maupun antar siswa;
  4. Menggunakan berbagai sumber belajar, baik yang dirancang/by design (buku pelajaran, media pembelajaran, model kerangka manusia, dll) maupun yang dimanfaatkan/by utilization (tumbuhan, hewan. Lingkungan, pasar, dll);
  5. Pemantauan yang intensif dan diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik juga segera.

2. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-model pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pemnbelajaran. Guru mencoba untuk menanamkan pemikiran “Learning is fun” kepada para peserta didiknya.

3. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat keerajinan tangan, mempraktekkan kesenian, dll) maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif.
Kreativitas merupakan tahap paling tinggi dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator pun,

4. Pembelajaran Efektif

Aspek efektifitas pembelajaran merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran. Pembelajaran yang efktif adalah pembelajaran yang mendidik, yang secara
serentak dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah, yakni:
  1. Memiliki/menguasai ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni (IPTEKS), dan
  2. Membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bagsa, betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi menusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif mensiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

5. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenagkan merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan, menyenagkan, san yang paling utama, tidak membosankan, kepada peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan, harus didukung oleh keamanan lingkungan, relevansi bahan ajar, serta jaminan bahwa secara emosional akan memberikan dampak positif.

Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan per n selingan yang menyenangkan bagi murid, yang dapat disertai dengan pemberian hadiah bagi murid yang tidak pernah membuat kesalahan.

Berikut adalah beberapa cotoh pembelajaran menyenangkan (Dadan Djuanda, 2006, dalam Konsorsium……., 2006: 161-171):
  1. Bisik Berantai,
  2. Lihat dan Katakan,
  3. Operasi Hitungan dengan Kartu,
  4. Permainan Monopoli Pembelajaran.

Menerapkan kelima konsep ini kedalam sebuah metode pembelajaran tidak semudah menjelaskan sebuah teori, butuh usaha dan kerja keras jika kita ingin menerapkan konsep ini kedalam sebuah metode pembelajaran. Semoga artikel ini bisa memberikan kita pandangan tentang konsep PAIKEM dan mampu menyuguhkan pembelajaran yang berkualitas dan kompeten kepada peserta didik kita dan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa-siswi di sekolah dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia pada umumnya.

Sumber: http://www.wirahadiary.com/